Jual Pada Yang Butuh Saja...

Pertama kali saya memulai usaha dengan berjualan roti bakar Bandung di depan Indomaret. Saya ingat benar karena waktu itu adalah kenangan yang membuat saya bisa menjadi seperti saat ini. Saat dimana saya memutuskan untuk tidak lagi bekerja untuk orang lain, langkah awal saya bisa mandiri apapun resikonya.

Waktu itu, saya adalah seorang karyawan dan berusaha untuk dapat lepas dari belenggu ketergantungan sebagai karyawan. Maklum saja, posisi saya waktu itu lumayan bagus dengan fasilitas mapan.

Jadi keputusan untuk memulai usaha sendiri waktu itu dianggap aneh oleh saudara maupun rekan kerja.

Kita kembali pada apa yang ingin saya bahas pada sharing kali ini. Saya ini membahas mengenai Marketing atau "jualan". Tolong jangan dibahas secara arti sesungguhnya ya.... karena saya bahas dengan simpel saja, yang penting mudah dipahami.

Dari pengalaman saya, ada 2 cara kita berjualan dan kepada siapa kita akan menjual produk kita, pertama kita jual pada semua orang dan yang kedua kita jual pada yang butuh saja.

Penasaran..... mari kita bahas satu persatu yuk.

Jual Kepada Siapa Saja

Seperti saya ceritakan pada awal tulisan ini, saya memulai bisnis pertama dengan berjualan roti bakar di depan Indomaret. Sebagai seorang penjual, saya menyasar konsumen saya adalah orang yang berbelanja di Indomaret tersebut. Bisa juga orang yang melewati jalan dimana outlet gerobak saya berada. Karena lokasi minimarket ini tepat berada di pintu masuk dan keluarnya warga perumahan.

Jadi saya melakukan promosi kepada siapa saja yang menjadi target market saya.

Bisa dihitung orang yang masuk Indomaret tdk semuanya membutuhkan roti bakar yang saya jual, begitupun dengan orang yang lalu lalang di jalan utama perumahan juga tdk semuanya membutuhkan produk yang saya jual.

Contoh lainnya yang mungkin sering Anda lihat di jalan jalan dimana beberapa Sales sepeda motor membagi-bagikan brosur kepada siapapun yang melewati jalan tersebut.

Banyak diantara para pejalan itu yang tdk membutuhkan brosur yang dibagikan tersebut, alhasil banyak sekali brosur yang dibuang begitu saja tidak jauh dari tempat dibagikannya sarana promosi yang satu ini.

Kenapa demikian?

Bukankan kalau dihitung biaya cetak brosur lumayan juga, taksiran saya sekitar 500 ribu/rimba. Dimana satu rimba isinya 500 lembar.

Kalau dihitung dalam sehari mereka menghabiskan 2 rim brosur maka setiap hari akan dikeluarkan biaya sebesar 1 juta rupiah dari brosur saja. Coba kalikan 26 hari kerja plus biaya operasional untuk Marketing dll (wooow banget bukan).

Mungkin ada yang berkilah, tapi buktinya masih untung ? Buktinya cara tersebut masih dipakai...

Oke it's their choice.

Contoh ketiga, Pernah lihat iklan mainstream dengan budget besar di TV, Radio, Spanduk dll?

Sebagian besar dari Anda akan berkata, iya tentu saya lihat. Lalu apa hubungannya dengan pembahasan kita kali ini ?

Biar saya bercerita tentang pengalaman saya berikan pada media mainstream ini.

Biaya iklan saya pada sebuah majalah nasional pada tahun 2009 per iklan sebesar Rp.4.000.000 - 5.000.000 (sdh diskon lho ini..) Saya mendapat Advertorial dan space pada majalah maupun koran. Belum lagi ketika saya iklan di radio.

Pertanyaan mendasarnya adalah, siapa target market saya ?

Kalau radio dan koran microniche seperti peluang usaha, info franchise dkk mungkin sesuai karena target market lebih jelas, yakni orang yang ingin mencari peluang usaha.

Tapi bagaimana dengan iklan di tv, radio dkk? Apakah bisa seefektif itu dalam menjangkau pasar yang dituju? Karena tentu tingkat audiensi akan lebih luas dan beragam.

Tentu saja Ini tergantung dari produk apa yang akan kita jual. Berbeda bila kita jual biskuit seperti khong guan atau jual minuman bersoda yang pangsa pasarnya bisa siapa saja :)

Prinsip kerja dari berpromosi pada media mainstream adalah gempur semua kalangan segencar-gencarnya. Setia saat sehingga mereka lebih banyak bertujuan untuk memperkuat branding, harapannya ketika mereka akan membeli biskuit maka yang diingat adalah merk yang paling sering diiklankan ataupun iklannya yang paling menarik/unik bagi masyarakat.

Dibutuhkan biaya yang super besar, klo boleh dibilang istilah kerennya saat ini adalah "bakar duit" untuk dapetin duit yang lebih besar. Kurang lebih seperti itu.

Jadi kesimpulannnya, teknik promosi ini target market nya adalah siapa saja, umur berapa saja, pendapatan berapa saja pokoknya asalkan masih "Manusia yang masih hidup" itu berarti target market bagi mereka.

Berikutnya, kita bahasa strategi yang kedua.

Jual Pada Yang Butuh Saja

Strategi jualan yang berikut ini sudah mulai banyak dikenal saat ini. Biasanya strategi ini banyak dilakukan oleh UKM atau yang memiliki budget promosi terbatas, tapi ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Tapi jangan salah lho... perusahaan dengan budget besar juga sudah mempraktekkan strategi ini.

Jualan dengan menggunakan teknik ini harus bisa mendefinisikan siapa target market terlebih dahulu. Sebab bila calon konsumennya belum jelas tidak akan jalan tentunya.

Peranan data dari target calon pelanggan begitu pentingnya pada metode Marketing kali ini.

Namun tidak usah khawatir, karena sekarang google sebagai mesin pencari terbesar di Indonesia saat ini telah menyediakan begitu banyak data. Tinggal kita gali dan kita akan menemukan harta karun yang terpendam itu.

Lalu bagaimana caranya ?

Ada 3 tool yang biasa saya gunakan dalam melakukan sebuah riset sebelum memutuskan akan masuk ke arena pertandingan.

Keyword Planner

Google Adwords menyediakan layanan riset secara gratis yang ada pada fasilitas bagi para pengakuan google. Namanya keyword planner.

Disini kita bisa melihat peta persaingan yang meliputi banyak hal, diantaranya volume pencarian, tingkat persaingan pengiklan, area mana saja yang potensial bagi produk maupun jasa yang akan kita tawarkan dam lain sebagainya.

Kita bisa menggali data secara cepat dan akurat. Bagi yang sudah berpengalaman, tentu riset akan semakin mendalam dan data yang didapat bisa digunakan untuk melibatkan para pesaing meskipun sebelumnya mereka adalah para pemain lama di bidang tersebut.

Keywordshitter.com

Tools ini merupakan salah satu andalan saya dalam melihat kata kunci secara menyeluruh, bahkan yang tidak saya pikirkan sekalipun ada disini. Thats why I Love it so much.

Google Suggest

Dalam mesin pencarian google sebenarnya ada lho fasilitas riset yang tidak banyak diketahui oleh umum. Bila kita bisa manfaatkan dengan bijak, bisa jadi jualan kita bakal terjual kayak kacang goreng.

Naah... bila sudah kita dapatkan profil dari calon pelanggan, maka selanjutnya kita tinggal jual tuh yang namanya produk maupun jasa pada konsumen yang memang benar-benar membutuhkan. Asiik bener bukan?