Perjalananku di Mulai dari Sini

Pada kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang bagaimana saya memulai bisnis saya di bidang produk kreatif sandal lucu. Dimana ini merupakan bisnis pertama saya yang sukses besar sekaligus pembelajaran terbesar bagi saya.

Perjalanan ini dimulai ketika saya masuk pada sebuah komunitas bisnis TDA (tangan diatas) di Surabaya. Dimana saya berkenalan dengan banyak orang yang sudah lebih dulu memulai. Saya banyak bertanya dan berguru pada para senior di komunitas TDA ini. Salah satunya adalah Samurai, yg sampai saat ini merupakan sahabat dan teman sharing sekaligus tempat bertanya. Semoga pahala beliau dicatat sebagai amal ibadah Amiin. Suatu saat saya akan membahas khusus tentang para sahabat pengusaha yang melegenda di Komunitas Tangan Diatas, kelompok kami disebut dengan "Mastermind Juara".



Ini adalah foto ketika kami mendapatkan penghargaan sebagai Mastermind terbaik di Indonesia, dimana penghargaan ini diserahkan secara langsung oleh Bapak Chairul Tanjung pemilik Transmedia Group. (Sy berkaos biru cerah).

Suatu ketika saya berkunjung ke rumah teman, dimana dia mendapat hadiah berupa sandal lucu yang unik banget. Inilah "moment of truth" dimana saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat produk ini.

Singkat cerita, saya berkolaborasi dengan seorang teman untuk memulai usaha ini. Kami berdua patung uang @50rb. Jadi modal awal bisnis ini cuman 100rb aja. Waktu itu kami yang hanya memiliki sampel produk sebanyak 4 pasang sandal memberanikan diri untuk menjual paket keagenan 25 pasang sandal kami paketkan @250rb, dengan syarat barang akan diberikan 2 minggu kemudian.

Alhamdulillah, kami diberikan kemudahan oleh Allah dimana ada 10 orang yang "kok mau maunya" kasih duit padahal barangnya blm ready he..he...

Dengan berbekal uang 2,5jt inilah kami mendatangi produsen sandal lucu ini untuk melakukan order pertama kami secara grosir.

Masalahnya produsen kala itu sedang mengerjakan order anda dari luar pulau sebanyak 1000 pasang sandal. Kami dijanjikan sebulan kemudian baru mendapatkan barang yang diinginkan.

Wooow.... bagai disambar petir disiang bolong, ini adalah masalah pertama bagi kami. Karena kami sudah berjanji pada para mitra untuk memberikan pesanan mereka dalam waktu 14 hari.

Tidak patah arang, saya mulai mencari alternatif produsen yang terkenal di wilayah Wedoro Sidoarjo yang memang terkenal sebagai produsen rumahnya sandal berbahan dasar spon.

Dari satu workshop ke workshop lainnya, sy sering ditolak oleh produsen, alasannya bervariasi mulai dari modalnya yang susah, jumlah pesanan terlalu sedikit sehingga tidak memenuhi kuota minimum pesanan de el el.

Namun dari semua yang menolak ada satu orang anak muda yang mau menerima order anda kami. Alasannya dia sambil belajar produksi sandal dengan menggunakan peralatan orang tuanya. Klop sudah, masalah produksi selesai.

Produk sandal lucu selesai mindur 1 minggu dari jadeal. Berikutnya kami mulai mengirimkan pada para pemesanan, ada yang kecewa dengan keterlambatan tersebut, namun ada juga yang malah order lagi dalam jumlah yang lebih besar.

Pada periode berikutnya kami mulai fokus memasarkan produksi kami secara lebih luas. Kebetulan waktu itu sy yang masih bekerja di sebuah perusahaan consumer goods dipindahkan tempat kerja di Jakarta.

Seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, karena saya tahu di Indonesia pertukaran uang terbesar ada di Jabodetabek. Jadi kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

Penasaran kami mulai merambah ke media dengan skala nasional, kami banyak memasang liputan di majalah dan koran ibu kota. Disamping itu kami juga beberapa kali masuk tv dan siaran di radio.





Penjualan kami terus meroket naik. Dari modal kami yang cuman 100rb, kami bisa melipatgandakannya menjadi 1 Miliar di tahun pertama kami memulai usaha.

Kalau itu, kami bak mutiara yang sedang bersinar sangat terang. Sampai suatu ketika ada seorang investor yang menawarkan uang kepada kami sebesar 1,3 Miliar untuk bisa membangun pabrik sendiri.

Padahal sebenarnya kalau dipikir ulang, kami tidak membutuhkan uang sebesar itu. Kami hanya butuh sewa tempat dan beli mesin yang kalau dikalkulasi hanya membutuhkan biaya sekitar 200 juta saja.

Tapi karena waktu itu kami masih sangat bersemangat, maka kami terima tawaran itu. Dan sebagai hasilnya kami bisa menyewa area pergudangan di Sidoarjo sekaligus membeli mesin semi modern untuk produksi.

Untuk marketing saya menyewa space di beberapa mall Giant Bekasi, Blue mall Bekasi, Mall Jambu Dua Bogor dan ada pula outlet di ITC Depok. Hal ini untuk mengembangkan kapasitas produksi yanti terus naik karena adanya pabrik baru, karena strategi kami selama ini lebih ke grosir karena hanya melayani para reseller, agen dan distributor.

Kami juga menyewa artis buat jadi model produk kami sandal imucu. Dea imut kala itu kami pilih karena segmentasi produk yg lebih ke anak-anak dan remaja putri.





Kami memiliki 2 Kantor, pertama Kantor yg jadi satu di pabrik di Gedangan Sidoarjo dan satu lagi yang langsung di bawah kendali saya di Ciangsana, Bogor.

Omset kami kala itu tembus di kisaran 600 juta per bulan. Bahkan kami juga sempat meyayani ekspor produk ke New Zealand dan UK. Sebuah pencapaian yang sangat besar bagi kami, karena kami bukanlah berasal dari keluarga berada dan tidak pernah diajarkan berbisnis sedari kami kecil sampai dewasa.

Kami belajar bahwasanya keterampilan dalam bisnis bisa dipelajari dan bisa dilatih kalau kita mau belajar. Jadi gak usah kuatir buat memulai bisnis ya...

Keluar dari zona nyamanmu.

Salam hangat dari temanmu,

Rozi